quebec-oui.org – Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak, menyampaikan pandangan yang mengejutkan terkait hubungan antara Amerika Serikat dan Iran. Dalam sebuah wawancara dengan media lokal, Barak menegaskan bahwa negosiasi antara kedua negara dapat selesai dalam waktu sangat singkat. Menurutnya, jika kedua pihak menunjukkan keseriusan, kesepakatan dapat tercapai hanya dalam dua menit.
Pernyataan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel, Iran, dan negara-negara Barat. Lebih lanjut, Barak menyampaikan bahwa peluang untuk diplomasi sebenarnya terbuka lebar, asalkan ada kemauan politik dari semua pihak yang terlibat.
Kepentingan Bersama Jadi Kunci
Di sisi lain, Barak menyoroti bahwa Washington dan Teheran memiliki kepentingan yang sejajar. Amerika Serikat berupaya menjaga stabilitas Timur Tengah, sementara Iran menginginkan pelonggaran sanksi ekonomi yang selama ini menekan negaranya. Oleh karena itu, keduanya seharusnya memiliki insentif kuat untuk mencapai kesepakatan.
Lebih jauh lagi, Barak menyatakan bahwa solusi teknis sebenarnya cukup sederhana. “Amerika bisa memberikan pelonggaran sanksi, dan Iran bisa menghentikan pengayaan uranium,” ujarnya. Namun demikian, ia menegaskan bahwa hambatan utama justru datang dari pertimbangan politik domestik, bukan teknis.
Israel Harus Tetap Siaga
Sementara itu, Barak mengingatkan bahwa Israel tidak boleh terlena meski peluang diplomasi terbuka. Menurutnya, pemerintah harus tetap waspada dan bersiap menghadapi semua skenario, termasuk konflik bersenjata. “Israel tidak bisa bergantung pada janji atau kesepakatan. Kita harus punya rencana sendiri,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia mendorong pemimpin Israel untuk terus memperkuat sistem pertahanan dan intelijen nasional. Dengan demikian, posisi Israel dalam negosiasi regional akan menjadi lebih kuat.
Dunia Internasional Harus Bertindak
Selain itu, Barak menekankan pentingnya peran aktif depo 10k komunitas internasional. Ia mengajak negara-negara Eropa untuk tidak hanya menjadi penonton dalam dinamika Timur Tengah. “Uni Eropa harus turun tangan. Jangan biarkan kawasan ini terjerumus ke dalam kekacauan,” katanya.
Akhirnya, Barak mengingatkan bahwa waktu sangat berharga. Setiap penundaan hanya akan memperbesar risiko konflik. Ia mengajak semua pihak untuk memanfaatkan peluang yang ada dan menempatkan perdamaian global sebagai prioritas utama.