QUEBEC-OUI.ORG – Kebijakan ‘divide et impera’, yang berarti ‘memecah dan menguasai’, adalah strategi kolonial yang digunakan oleh Belanda selama penjajahan di Indonesia. Strategi ini ditujukan untuk menciptakan perpecahan di antara berbagai kelompok etnis dan sosial di Indonesia untuk mempermudah kontrol dan penguasaan Belanda atas wilayah tersebut. Artikel ini akan membahas asal-usul kebijakan divide et impera, implementasinya oleh Belanda di Indonesia, serta dampak jangka panjang yang ditimbulkannya pada masyarakat dan struktur sosial di Indonesia.

Asal-Usul Kebijakan Divide et Impera:

  1. Sejarah Konsep:
    • ‘Divide et impera’ adalah strategi yang telah digunakan sejak zaman Romawi kuno untuk mengelola wilayah-wilayah besar dengan populasi yang heterogen.
  2. Implementasi oleh Belanda:
    • Belanda menerapkan strategi ini di Indonesia sebagai cara untuk memecah kesatuan dan solidaritas antaretnis dan antarwilayah, mencegah terbentuknya front bersama melawan kolonialisme.

Implementasi Kebijakan di Indonesia:

  1. Pemisahan Kelompok Sosial:
    • Belanda memanfaatkan dan memperdalam perbedaan etnis, agama, dan kelas untuk mencegah pembentukan identitas nasional Indonesia.
  2. Pembentukan Elite Pribumi:
    • Menciptakan kelompok elite pribumi yang diberi keistimewaan tertentu untuk membantu menjalankan pemerintahan kolonial dan menjamin loyalitas mereka.
  3. Konflik Buatan:
    • Memanfaatkan dan terkadang menciptakan konflik antarsuku atau antarwilayah untuk memastikan tidak adanya persatuan yang bisa mengancam kekuasaan Belanda.

Dampak Kebijakan Divide et Impera:

  1. Perpecahan Sosial:
    • Meningkatkan ketegangan dan konflik sosial yang berdasarkan perbedaan etnis dan agama, yang beberapa di antaranya bertahan hingga era pascakolonial.
  2. Ketergantungan pada Kolonial:
    • Kelompok-kelompok yang diberikan keistimewaan menjadi tergantung pada kolonial, yang mengakibatkan kesenjangan sosial dan ekonomi.
  3. Hambatan Pembentukan Identitas Nasional:
    • Strategi ini secara signifikan menghambat proses pembentukan identitas nasional Indonesia yang inklusif dan menyeluruh.
  4. Warisan Jangka Panjang:
    • Dampak divide et impera masih dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan politik di Indonesia, termasuk dalam politik identitas dan hubungan antarkomunal.

Kebijakan ‘divide et impera’ Belanda telah meninggalkan warisan yang kompleks dan seringkali menyakitkan di Indonesia. Meskipun strategi ini berhasil memperkokoh pemerintahan kolonial untuk sementara waktu, dampak jangka panjangnya berupa perpecahan dan kesenjangan sosial yang masih dapat dirasakan hingga hari ini. Upaya untuk mengatasi warisan ini dan membangun masyarakat yang lebih bersatu telah dan terus menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Memahami sejarah kebijakan ini penting agar kita dapat mengenali dan mengatasi masalah-masalah yang berasal dari masa lalu kolonial dan bergerak menuju masa depan yang lebih harmonis dan integratif.