QUEBEC-OUI.ORG – Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, merupakan kekuatan kolonial yang mendominasi perdagangan rempah-rempah dan berbagai aspek kehidupan di Nusantara selama abad ke-17 hingga ke-18. Namun, kehadiran mereka tidak diterima begitu saja; berbagai tokoh dan kerajaan di Nusantara memberikan perlawanan sengit. Dari Patimura di Maluku hingga Sultan Agung dari Mataram di Jawa, artikel ini akan membahas rentetan perlawanan heroik tersebut.

Perlawanan Patimura di Maluku:

  1. Latar Belakang:
    • Thomas Matulessy, lebih dikenal sebagai Patimura, adalah pahlawan Maluku yang memimpin perlawanan terhadap VOC pada tahun 1817.
  2. Aksi Perlawanan:
    • Patimura dan pengikutnya berhasil menguasai benteng Duurstede di Saparua dan menyatakan perlawanan terhadap monopoli VOC atas perdagangan rempah-rempah.
  3. Akhir Perjuangan:
    • Meskipun awalnya berhasil, Belanda dengan kekuatan militernya mengambil kembali benteng dan menangkap Patimura, yang kemudian dihukum mati.
  4. Pengaruh:
    • Perlawanan Patimura membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat Maluku dan menjadi inspirasi perjuangan melawan penjajah di wilayah lain.

Sultan Agung dan Mataram:

  1. Pembangunan Kekuatan Mataram:
    • Sultan Agung, yang memerintah antara tahun 1613 hingga 1645, merupakan salah satu penguasa paling berpengaruh di Jawa.
  2. Menggagalkan VOC:
    • Sultan Agung melakukan serangkaian kampanye militer untuk menggagalkan upaya VOC dalam mengendalikan Jawa, termasuk pengepungan Batavia yang gagal pada tahun 1628-1629.
  3. Strategi dan Diplomasi:
    • Ia menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan memperluas kekuasaannya, sekaligus memainkan politik aliansi dan diplomasi untuk melawan pengaruh VOC.
  4. Warisan:
    • Meski akhirnya Mataram tidak berhasil mengusir VOC, Sultan Agung meninggalkan warisan dalam bentuk penguatan kekuatan politik dan militer yang menjadi dasar bagi perlawanan selanjutnya.

Perlawanan terhadap VOC tidak hanya dilakukan oleh dua tokoh ini saja, tetapi juga oleh banyak pahlawan dan kerajaan lain di Nusantara yang memperjuangkan kedaulatan wilayah mereka. Perjuangan ini membuktikan keberanian dan ketahanan masyarakat lokal terhadap kekuatan kolonial yang ingin menguasai wilayah mereka.